TEMPO.CO, Jakarta - Pejabat Israel Palestina berjanji untuk mengurangi kekerasan yang melonjak setelah pertemuan pada Minggu, mengeluarkan pernyataan bersama di mana Israel mengatakan akan menghentikan diskusi tentang unit pemukiman baru di Tepi Barat yang diduduki selama empat bulan.
Dihadiri oleh pejabat senior AS, Yordania dan Mesir selain delegasi Israel dan Palestina, pertemuan di Aqaba, Yordania adalah yang pertama dalam beberapa tahun.
Pihak Israel dan Palestina mengatakan dalam pernyataan mereka bahwa mereka akan bekerja sama untuk mencegah "kekerasan lebih lanjut" dan "menegaskan kembali perlu adanya de-eskalasi di lapangan". Mereka menegaskan komitmen mereka terhadap perjanjian sebelumnya.
Yordania, bersama dengan sekutunya Mesir dan Amerika Serikat, mengatakan kesepahaman itu merupakan "kemajuan besar menuju pembangunan kembali dan memperdalam hubungan antara kedua belah pihak".
Tapi menggarisbawahi tantangan, kelompok militan Palestina Hamas, yang memerintah Jalur Gaza, menyebut pertemuan itu "tidak berharga", dan mengutuk Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat karena ikut serta.
Pertemuan itu diadakan di tengah meningkatnya kecemasan akan meningkatnya kekerasan menjelang bulan suci Ramadan yang dimulai pada akhir Maret mendatang.
Israel dan Otoritas Palestina "mengonfirmasi kesiapan dan komitmen bersama mereka untuk segera bekerja mengakhiri tindakan sepihak untuk jangka waktu 3-6 bulan", kata pernyataan itu.
Ini termasuk komitmen Israel untuk menghentikan pembahasan unit permukiman baru selama empat bulan dan menghentikan otorisasi pos-pos terdepan selama enam bulan."
Itu bisa menimbulkan masalah dalam pemerintahan koalisi Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, salah satu sayap paling kanan dalam sejarah Israel.
Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, yang juga bertanggung jawab atas pemukiman Yahudi di Tepi Barat, dengan cepat mengatakan dia tidak akan mematuhi perjanjian semacam itu.
"Saya tidak tahu apa yang mereka bicarakan atau tidak di Yordania," tulis Smotrich di Twitter. "Tapi satu hal yang saya tahu: tidak akan ada pembekuan pembangunan dan pembangunan di pemukiman, bahkan untuk satu hari pun (itu di bawah wewenang saya)."
Palestina bertujuan untuk mendirikan negara merdeka di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya - wilayah yang direbut Israel dalam perang 1967.
Tetapi pembicaraan damai telah terhenti sejak 2014 dan Palestina mengatakan perluasan pemukiman Yahudi telah merusak peluang pembentukan negara yang layak.
Israel pada 12 Februari memberikan otorisasi retroaktif kepada sembilan pos terdepan pemukim Yahudi di Tepi Barat dan mengumumkan pembangunan massal rumah baru di dalam permukiman yang sudah mapan.
Seorang pejabat senior Israel mengatakan tidak akan ada...